Jumat, 21 Agustus 2009

Testimoni Pembaca

Buku ini wajib dibaca oleh semua orang tua. Buku ini sangat mengharukan dan inspiratif. Buku ini menceritakan perjuangan seorang ibu yang tidak menyerah kepada nasib tetapi berjuang pantang menyerah untuk mengubah nasib itu menjadi suatu berkah yang sangat berharga. Buku ini juga memberikan banyak pelajaran dan tips-tips yang sangat berguna bagi orang tua yang memiliki anak-anak tuna rungu maupun tidak. Semangat kepada semua ibu ! Anak-anak yang hebat adalah hasil perjuangan ibu-ibu yang hebat.
(Rina Jayani, ibu dari Ramzy, seorang anak tuna rungu. Yayasan Indonesia Mendengar)

"Salut,itulah kata pertama yang terlontar dari mulut saya setelah saya selesai membaca buku I can (not) hear. Ya, sebuah buku yang dapat menjadi panutan dan inspirasi bagi kita semua, juga mengingatkan kita bahwa di dunia ini tidak ada satu masalah yang paling rumit sekalipun yang tidak dapat diselesaikan."
(Yenny Goh, ibu dari tiga putra yang manis, Medan)

Di tengah pusaran pemikiran yang cenderung simplistic-dikotomis, baik-buruk, tinggi-rendah, mainstream-pinggiran, normal-diffable, masyarakat dapat terjebak pada anggapan: yang tak berposisi pada arus utama adalah “sang lain” yang boleh dipinggirkan. Demikian pula para orang tua dalam menyikapi pengasuhan anak. Penulis buku ini mampu membangkitkan inspirasi dan memberi kontribusi bagi para pembacanya, anak adalah amanah terbesar llahi, dan hanya dengan kasih sayang tanpa bataslah, modal untuk mengasuhnya. Ini diperlukan agar sang anak mampu membangun makna bagi diri dan kehidupannya, bagaimanapun keadaannya.
(Firman Kurniawan, Dosen Pasca Sarjana Ilmu Komunikasi Uiversitas Indonesia)

Patut dibaca oleh para orang tua..
Buku ini mengingatkan kembali.. Bahwa anak-anak, dengan segala “keunikan”-nya, dengan segala kekurangan dan kelebihannya, adalah anugerah terbesar yang dititipkan kepada kita.. Proses mengasuh, mendidik dan membesarkan anak-anak memberikan begitu banyak pelajaran yang sangat berharga, yang apabila kita dapat menarik hikmahnya, akan membuat kita semakin dewasa dan matang dalam membimbing anak-anak agar dapat tumbuh mandiri dan penuh percaya diri..
(Ita Putri Pancaningtyas)

"Membaca buku ini membuat emosi saya naik turun.Penulis berhasil menjabarkan dengan detail kekhawatiran,kekekesalan dan rasa cinta yang teramat sangatkepada si buah hati. Perjuangan yang dilakukan untuk memberikan sang anak kehidupan yang lebih baik sebenarnya adalah sebuah hal yang biasa dilakukanoleh semua ibu di dunia ini. Tapi keinginan kuat,kesabaran dan tidak gampang menerima keadaan yang ditunjukan penulis,patut membuat kita mengacungkanjempol.

Buku memoar ini membuat saya belajar pada satu hal,bahwa tidak ada kata tidak mungkin didunia ini. Bahwa dengan keinginan yang kuat, pasti selaluada jalan untuk mengubah keadaan."
(Aksara Sophiaan, Editor In Chief PT MEDIA SATU GROUP, Publisher of AREA, JUICE, and TOPGEAR)

I couldn’t hear, but now I can hear. Tadinya, saya tidak terpikir bahwa kemampuan mendengar yang saya miliki dengan terasa wajar ini sesungguhnya amat istimewa. Membaca buku ini kembali menyadarkan saya banyak hal, dari soal mensyukuri apa yang kita miliki sampai besarnya kekuatan sebuah tekad yang bisa mematahkan kemustahilan. Dikisahkan melalui penuturan seorang ibu yang membawa kita menyusuri kembali perjuangannya bersama sang putri yang berusaha mendengar dunia, kita ikut larut dalam penyangkalan, kepasrahan, hingga bentukan tekad untuk tidak menyerah pada rintangan. Dan kini, sang ibu, sang ayah, dan sang putri yang telah beranjak besar berbagi kisah inspiratif mereka, agar pengalaman dan perjuangan mereka itu tak hanya berguna bagi diri sendiri. Maukah Anda mendengarnya?
(Herdiana Hakim, Cleo Magazine)

Membaca buku ini begitu menyentuh. sebuah buku yang membuat saya 'memakai sepatu' penulisnya. Sama-sama seorang ibu jadi saya sangat mengerti apa tumpahan emosi yang dirasakannya. Saya kagum akan ketegaran penulis. Bagaimana perjuangannya menghadapi anak yang tuna rungu. Cinta kasih orang tua pada anak memang tak pernah terbatas dan kenal lelah.

Buku ini memberikan inspirasi yang luar biasa bagi saya. Semoga bagi Anda juga.
(Ninit Yunita, penulis dan pemilik http://www.istribawel.com/)

Sebelum membaca buku ini, saya bukan termasuk penggemar memoar. Saya cenderung suka fiksi, sebagai pelarian saja... Tetapi ternyata selama ini saya melewatkan banyak hal yang seharusnya bisa saya dapat kalau saya baca memoar, yaitu mengenal dan berempati terhadap kehidupan orang lain.

Salut untuk penulis buku ini. Tanpa banyak menggunakan metafora, tanpa banyak bertele-tele, tanpa bersikap menggurui untuk mata kuliah kehidupan: buku ini bisa memberikan pelajaran tentang banyak hal, terutama belajar bersyukur.

Love it...love it...love it...
(Cempaka Fajriningtyas, Penulis dan Pecinta Anak)

Buku ini jelas dapat menjadi inspirasi bagi sesama orangtua yang anaknya menderita gangguan
pendengaran atau tidak. Bahkan bagi para calon orangtua untuk dapat memahami dan menyikapi keadaan ketika buah hati mengalami hal yang sama seperti yang dialami Gwen. Bayangan sesi terapi dan kejadian-kejadian yang harus dilalui sang bunda dituturkan secara detail, membuat saya banyak menghela nafas dan menelan ludah. Tidak tega rasanya meneruskan membaca cerita ini. Namun, Kesabaran dan kegigihan sang bunda membakar semangat di alam bawah sadar saya untuk terus membaca dan terus percaya, bahwa tak ada yang tak mungkin di dunia ini. Seperti yang diutarakan sang bunda di akhir cerita… di balik setiap kejadian, selalu tersimpan hikmah dan pelajaran yang besar.
(Nessa Padmawidjaja, Mahasiswa dan seorang ibu)

Ini kisah tentang keteguhan hati, tekad yang besar, cinta yang luar biasa, dan perjuangan. Di
atas segala-galanya, ini adalah kisah tentang kualitas kemanusiaan. Sangat indah dan
menyentuh. Buku ini dapat memberikan inspirasi kepada siapa pun agar tidak mudah menyerah untuk sebuah halangan baik kecil ataupun besar dalam hidup.

(Nina Mutmainnah Armando. Dosen UI dan pengamat media, ibu dua orang anak)

Membaca buku ini, saya menemukan dua hal menjadi satu. KERJA KERAS DAN KEAJAIBAN membuahkan KEBAHAGIAAN. Cara bertutur yang sederhana dan apa adanya, tapi memberikan efek luar biasa setelah dibaca.
(Ita Sembiring, penulis dan seorang ibu)

Perjuangan San dan John untuk membuat anak mereka, Gwendolyne, yang biasa dipanggil Gwen, seorang tuna rungu, menjadi seperti anak normal lainnya—bisa mendengar—dalam buku ini membuat kita makin menyadari betapa dalam kasih orang tua terhadap anaknya, tak akan lekang dimakan waktu. Kasih yang tidak berhenti sampai di situ, tapi meluas ke orang lain di luar lingkungan keluarga mereka, yaitu dengan didirikannya Yayasan Indonesia Mendengar.
Dengan membacanya, kita pun makin dikuatkan bahwa di balik setiap kejadian selalu tersimpan hikmah dan pelajaran yang besar.
(Lenny Situmeang. Language Editor Her World Indonesia)

Sesuai dengan pekerjaan saya sebagai pendongeng anak, saya memang selalu menjadi pemerhatimengenai permasalahan yang berkaitan dalam kehidupan anak. Selama ini saya terikat bathin pada anak anak penyandang autis dan adhd. Tepat nya dari sejak tahun 2002 bathin saya selalu terpakupada kedua permasalahan ini saja. Sehingga waktu saya membaca buku ini, wawasan saya terbukapada hal yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya. Rasanya sungguh merasa bersalah...

Ada kesedihan, kepiluan dan kegalauan hati seorang ibu dengan anak yg memiliki gangguan pendengaran yang tidak saya pernah pahami sebelumnya. Semoga, buku ini juga di baca para orang tua dengan anak yg sehat wal'afiat untuk lebih mensyukuri berkat yang mereka miliki.

Bacalah buku ini untuk membangun empati untuk anak anak dengan gangguan pendengaran.Kita sebagai masyarakat bertanggung jawab untuk membuat ruang tumbuh yang menyenangkanbagi mereka.
(Putri Suhendro. Pendongeng & Penyiar I-Radio Jakarta)

Buku yang mengharukan. Di dalamnya berisi pesan agar setiap orangtua tidak pernah menyerah untuk memberikan yang terbaik bagi anak-anaknya. Kesulitan yang hadir dalam kehidupan,
terkadang bukan sebuah ujian, sebaliknya menjadi bukti bagi orangtua menunjukkan kasih sayang kepada keluarga dan anak-anaknya. Seperti yang ditunjukkan kedua orangtua Wendolyne, mereka tak pernah menyerah agar anaknya bisa kembali mendengar.
(Wasis Wibowo. Wartawan Koran Seputar Indonesia)

I can (not) hear
Inilah buku yang sangat memikat dan menggetarkan sehingga susah diletakkan sejak awal kita
membacanya hingga tamat. Berkat perjuangannya yang sangat gigih, San, seorang Ibu dengan
semangat sekeras baja, akhirnya berhasil membuat Gwen, putri semata wayangnya yang mutlak tuli sejak lahir, dapat mendengar dan berbicara secara normal.

San menulis pada bagian akhir bukunya bahwa usahanya yang gigih itu berkat adanya intervensi terhadap gejala keterbelakangan putrinya itu sejak dini, kemajuan teknologi, kerja keras, komitmen, dan persistensi. Semua itu memang jelas terurai dalam buku ini. Dan semua itu bisa terwujud karena ia berpijak dengan kokoh pada prinsip-prinsip manajemen perilaku yang diikutinya dengan konsekuen dan konsisten, di samping berkat adanya alat bantu dengar
cochclear implant yang ditanam di dalam batok kepala Gwen. Rasanya semua itu tidak akan bisa dicapai San kalau saja ia seorang perempuan pengiba, emosional, dan lemah. Justru sifat bossy-nya ternyata banyak bermanfaat. Tentu saja bantuan penuh pengertian dan kasih sayang dari suami serta ibundanya, begitu pula sahabat-sahabatnya, banyak berperan untuk mencapai
keberhasilan itu.

San dan John, suaminya, serta beberapa orang tua yang anaknya mengalami gangguan pendengaran dan menggunakan alat bantu dengar, baik konvensional maupun cochclear implani, pada bulan Juni 2006 akhirnya sepakat mendirikan Yayasan Indonesia Mendengar. Kesaksian Gwen dengan bahasa Inggris yang bagus ketika workshop di yayasan tersebut merupakan motivasi yang sangat jitu. Sebuah tindakan dan sikap yang sangat terpuji.

Buku ini benar-benar memiliki misi yang jelas dan bukan sekadar bacaan perintang waktu.
(Ismail Isdito, Bapak dari 3 putri, Bandung)

Menurut gue buku ini so touchy, membuat pandangan semua orang menjadi terbuka bahwa betapa pedihnya orang tua yang mendapatkan buah hati yang dilahirkan ke dunia ini dengan tidak sempurna. Kesedihan, Pengorbanan yang dilakukan dan akhirnya Kegembiraan yang didapat sangat diceritakan dengan detil, sehingga kita bisa larut akan semua cerita-ceritanya.

Banyak sebenarnya kejadian serupa yang terjadi di Dunia ini,namun semua belum terungkap secara luas. Buku ini bisa menjadi jalan bagi mereka yang ingin membagi kisah-kisah mereka ke masyarakat umum, sehingga curahan-curahan hati mereka yang terpendam selama ini bisa kita dengar semua. So belilah buku ini, jika kalian ingin merasakan betapa sebuah pengorbanan akan hati tercinta dapat kita dalami bersama.
(Iwed Ramadhan. Presenter TV dan penyiar hardrock fm jakarta)

Sebuah jurnal perjalanan pencarian yang sangat personal tetapi semua orang tua bisa ikut merasakannya. Sebuah perjalanan menuju kesempurnaan dalam ketidaksempurnaan.
(Shafiq Muljanto. Creative Director Dentsu Strat)

3 komentar:

  1. A very touching book. I finished it in just a day. The book is not only helpful to parents with hearing impaired child, but also to all the parents that have normal children. It open our eyes that we can conquer anything if we really want to, and that God will not give us something that we cannot bear. It has details from the beginning when San San found out about Gwen's condition, the struggle they have to undergo until they reached their goal together, yet it is not boring to read like some other non fiction book. Truly inspiring. Two thumbs up!
    (Linda Sendjaja, mother of 1 daughter and soon to deliver a baby boy)

    BalasHapus
  2. i love this book, inspiring me to be a good mother for my boy and never give up to teach him everything ....love it love it love it
    (Nona, mother of 1 boy)

    BalasHapus
  3. terus terang saya belum pernah membaca buku tsbt, tapi saya mengetahui kisah ibu san san mengenai putrinya melalui majalah kartini edisi bln april 2010 ini.Dari cerita dimajalah tersebut saya merasakan suatu semangat yg luar biasa dari ibu san san beserta keluarga yg akhirnya membuahkan hasil.Saat ini saya juga sedang berusaha untuk putri saya 1 th 6 bln yg mengalami gangguan pendengaran sangat berat, agar bisa mendengar dan berbicara seperti anak2 lainnya. Hanya saja perbedaannya mungkin pada support dari pendamping saja, karena saya seorang single parent,dimana sebenarnya pada saat ini sebenarnya peran pendamping sangat diperlukan sekali. Namun dengan membaca kisah dari ibu san san membuat semangat saya bangkit kembali, dan berprinsip didunia ini tidak ada yg tidak mungkin, keajaiban pasti ada, yang penting adalah niat, kemauan, semangat usaha serta tawakal kepada ALLAH SWT.Saya pengen membaca buku itu selengkapnya, apakah masih ada?

    BalasHapus